Rabies (Hidrofobia), yang biasanya dihantarkan oleh gigitan hewan, merupakan infeksi sistem saraf pusat (central nervous system - CNS) akut yang disebabkan oleh virus asam ribonukleat.
Periode inkubasinya bersikar dari 10 hari sampai 7 tahun, dengan rata-rata 3 sampai 7 minggu. Di Amerika serikat, vaksinasi anjing telah mengurangi penularan rabies ke manusia. Hewan liar, misalnya Rakun, sigung, dan kelelawar. terlibat dalam 70% kasus Rabies.
Jika muncul gejala, Rabies Hampir selalu berakibat fatal. Akan tetapi, penanganan segera setelah digigit bisa mencegah invasi CNS fatal. Setelah digigit hewan, virus mulai bereplikasi di sel otot lurik di tempat gigitan, kemudian virus menyebar melalui saraf ke CNS, dan bereplikasi diotak. Akhirnya, virus bergerak melalui saraf ke jaringan lain, termasuk kelenjar salivari. Kadang-kadang, tetesan yang terbawa udara dan transplan jaringan yang terinfeksi menularkan virus.
PENYEBAB
- Gigitan hewan yang terjangkit
TANDA DAN GEJALA
Lokal dan Prodromal (1 sampai 3 bulan setelah inkubasi)
- Nyeri atau rasa terbakar lokal atau memancar
- Sensasi dingin, pruritus, dan kesemutan di tempat gigitan
- Demam Ringan (100 ° sampai 102°F (37,8°C Sampai 38,9°C)
- Tidak enak badan
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Mual
- Sakit tenggorokan
- Batuk persisten yang memproduksi banyak mukus
- Anoreksia
- Mual
- Sakit Tenggorokan
- Batuk persisten yang memproduksibanyak mukus
- Rasa gugup, keresahan, dan iritabilitas
- Hiperestesia
- Fotofobia
- Sensitif terhadap suara keras
- Dilasi pupil
- Takikardia
- Respirasi dangkal
- Salivasi berlebihan
- Laktimasi
- Perspirasi
Dari 2 sampai 10 hari setelah serangan gejala prodromal
- Agitasi dan rasa tidak bergairah yang terlihat jelas
- Keresahan dan apherensi
- Disfunsi saraf kranial yang menyebabkan palsy okular , strabismus, dilasi atau konstruksi pupil asimetris, tidak ada refleks kornea, pelemahan otot fasial, dan suara parau
- Takikardia atau bradikardia
- Respirasi Siklik
- Retensi Urin
- Suhu sekitar 103°F (39,4°C)
- Hidrofobia (secara harafiah "takut air" ), bersama adanya spasma otot faringeal yang kuat dan menyakitkan mengeluarkan cairan dari mulut dan menyebabkan dehidrasi dan kemungkinan apnea, sianosis, dan kematian
- Kesulitan menelan, yang menyababkan saliva berbusa menetas dari mulut pasien
- Akhirnya, bahakan melihat, menunjuk atau berpikir tentang air bisa menyebabkan spasma otot faringeal dan saliva berlebihan yang tidak terkontrol
- Antara episode eksitasi dan hidrofobia, pasien umumnya kooperatif dan berpikiran jernih.
Fase terminal (sekitar 3 hari setelah eksitasi dan hidrofobia reda)
- Paralis bertingkat, tergeneralisasi, dan melemahkan
- Kolaps vaskular periferal
- Koma dan kematian