Thursday 21 April 2016

Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah aplikasi Nanda Nic Noc

Asuhan Keperawatan Jiwa
HARGA DIRI RENDAH 

A. DEFINISI
     Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Depkes Ri,2000).
     Gangguan harga diri adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti,  rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keluar).
     Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dapat terjadi secara:

  1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba,  misalnya harus operasi,  kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
  • Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
  • Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
  • Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai,  misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, tanpa persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan fisik.
2.  Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien ganggu jiwa.

B.ETIOLOGI 
     Beberapa faktor menunjang terjadinya perubahan konsep diri seseorang. 
Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan harga diri rendah yaitu: 
1. Perkembangan individu yang meliputi: 
  • Adanya penolakan orang tua, sehingga anak merasa tidak dicintai kemudian dampaknya anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal pula mencintai orang lain. 
  • Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari orang-orang tuanya atau orang tua yang penting / dekat dengan individu yang bersangkutan. 
  • Sikap orang tua over protektif, anak merasa tidak berguna,orang tua atau orang terdekat sering mengkritik serta merevidasikan individu. 
  • Anak menjadi frustasi,  putus asa merasa tidak berguna dan merasa rendah diri.
2. Ideal Diri
  • Individu selalu dituntut untuk berhasil 
  • Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah 
  • Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.
Faktor Presipitasi 
     Faktor presipitasi atau stesor pencetus dari munculnya harga diri rendah mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti: 
  1. Gangguan fisik dan mental sdalah satu anggota keluarga sehingga keluarga merasa malu  dan rendah diri 
  2. Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan psikologi atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan, aniaya fisik,  kecelakaan, bencana alam dan perampokan. Respon terhadap trauma pada umumnya akan mengubah arti trauma tersebut dan kopingnya adalah represi dan denial.
Perilaku
  1. Dalam melakukan pengkajian, perawat dapat memulai dengan mengobservasi penampilan klien,  misalnya kebersihan, dandanan,pakaian. Kemudian perawat mendiskusikan nya dengan klien untuk mendapatkan pandangan klien tentang gambaran dirinya. 
  2. Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah. Harga diri yang rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai yang berat.  Umumnya  disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri san menolak diri sendiri.
C. MANIFESTASI KLINIS
     menurut Keliat tanda dan gejala yang dapat muncul pada pasien harga diri rendah adalah:
  1. Perasaan malu pada diri sendiri,  individu mempunyai perasaan kurang percaya diri.
  2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, individu yang selalu gagal dalam meraih sesuatu.
  3. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada dibawah orang lain 
  4. Gangguan berhubungan sosial seperti menarik diri,  lebih suka menyendiri dan tidak suka bertemu orang lain.
  5. Rasa percaya diri kurang,merasa tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki.
  6. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu-ragu dalam memilih sesuatu. 
  7. Mencederai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah disertai dengan harapan yang suram sehingga memungkinkan untuk mengakhiri kehidupan. 
  8. Mudah tersinggung atau marah tang berlebihan. 
  9. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri. 
  10. Kurang memperhatikan perawatan diri, beroakaian tidak rapi, selerah makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bucara lambat dengan nada lemah.
  11. Penyalahgunaan zat.
D.PENATALAKSANAAN
     Terapi yang dapat diberikan antara lain: 
1. Psikoterapi 
   Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya dia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.

2. Terapi aktivitas kelompok dibagi 4, yaitu aktivitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensorik, terapi aktivitas stimulasi realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Dari empat jenis terapi aktivitas kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah Terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. 

E. MASALAH YANG LAZIM MUNCUL 
  1. Kerusakan interaksi sosial: menarik diri b/d harga diri rendah
  2. Resiko perubahan persepsi sensorik: halusinasi b/d menarik diri 
  3. Harga diri rendah situasional 
  4. Ketidakefektifan koping
  5. Isolasi sosial 
F. DISCHARGE PLANING
  1. Kenali faktor yang menyebabkan harga diri rendah dan konsultasikan pemecahan masalah yang dihadapi 
  2. Berikan dukungan untuk dapat mengenali kelbuhan yang dimiliki dan mengkoreksi kekurangan pada diri dan mencari solusi secara bersama-sama.
  3. Ciptakan lingkungan yang dapat menciptakan kepercayaan diri pada penderita. 
  4. Berikan apresiasi terhadap apa yang telah diperoleh atau keberhasilan yang telah didapat. 
  5. Konsultasikan selalu jika terdapat hambatan dalam perawatan dan penanganan. 
  6. Bimbing dan damping untuk melakukan aktivitas dengan orang lain atau kelompok yang diharapkan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan kemampuan dalam bersosialisasi.

No comments:

Post a Comment