Thursday 21 April 2016

Asuhan Keperawatan Maternitas Kehamilan Ektopik Aplikasi NANDA, NIC NOC

Asuhan Keperawatan Maternitas Kehamilan Ektopik Aplikasi Nanda NIC Noc

A. DEFINISI
     Kehamilan Ektopik  adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tetapi tidak menempel pada dinding endomentrium kavum uteri dan akibatnya tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan Ektopik terganggu. (Ilmu kebidanan Sarwono).

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)  adalah kehamilan Ektopik yang terganggu,  dapat terjadi abortus atau pecah dan berbahaya bagi wanita tersebut.
Kehamilan Heterotopik  adalah kehamilan intrauterine yang terjadi dalam waktu yang berdekatan  dengan kehamilan Ektopik.
Kehamilan Ektopik Kombinasi (Combined Ectopic Pregnancy)  adalah kehamilan intrauterine yang terjadi pada waktu bersamaan dengan kehamilan ekstrauterine.
Kehamilan Ektopik Rangkap (Compound Ectopic Pregnancy)  adalah kehamilan Intrauterine dengan kehamilan ekstrauterin yang lebih dulu terjadi, tapi janin terlebih dulu sudah mati dan menjadi litopedion.
     Menurut Titus klasifikasi pembagian tempat terjadinya kehamilan ktopik adalah: 
1. Kehamilan Tuba
  • Intertisial 
  • Isthmus
  • Ampula 
  • Fimbrial 
2. Kehamilan Ovarial 
3. Kehamilan Abdomial
  • Primer 
  • Sekunder 
4. Kehamilan Tubo-Ovarial
5. Kehamilan Intraligamenter 
6. Kehamilan Servikal
7. Kehamilan Tanduk rahim rudimenter 
(Amru Sofian)

B. ETIOLOGI 
     Penyebab kehamilan Ektopik ada yang diketahui dan ada pula yang tidak, atau belum diketahui. Ada beberapa penyebab Kehamilan ektopik:
1. Faktor Uterus
  • Tumor rahim yang menekan tuba
  • Uterus Hipoplastis
2. Faktor Tuba
  • Penyempitan lumen tuba oleh karena infeksi endosalfing 
  • Tuba sempit, panjang dan berlekuk-lekuk
  • Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba
  • Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna 
  • Endomentriosis tuba
  • Divertikel tuba dan kelainan kongenital lainnya.
  • Perlekatan peritubal dan lekukan tuba
  • Tumor lain yang menekan tuba 
  • Lumen kembar dan sempit.
3. Faktor Ovarium
  • Migrasi eksterna dari ovum
  • Perlekatan membrane granulose 
  • Rapid cell devision
  • Migrasi internal ovum 
4. Faktor Hormonal
  Pemakaian pil KB yang hanya mengandung progesteron dapat mengakibatkan gerakan tuba melambat.

5. Faktor Abnormalitas dari Zigot
   Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh  dengan ukuran besar, maka zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, dan tumbuh di saluran tuba. 

6. Faktor Lain
  • Pemakaian  IUD terjadi peradangan 
  • Faktor umur 
  • Faktor perokok
C. MANIFESTASI KLINIS
1) Anamnesis: terjadi amenorea, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari sampai beberapa bulan atau hanya haid yang tidak teratur. 

2)Jika terjadi Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
  • Bila terjadi rupture tuba, maka gejala akan lebih hebat dan dapat membahayakan jiwa si Ibu.
  • Pada abortus tuba keluhan dan gejala kemungkinan tidak begitu berat, hanya rasa sakit di perut dan perdarahan oervagina. Hal ini dapat dikacaukan dengan abortus biasa.
3) Rasa nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut,  seperti diiris dengan pisau disertasi muntah dan bisa jatuh pingsan. 

4) Tanda-tanda akut abdomen: Nyeri tekan yang hebat, muntah, gelisah,  pucat, anemis, nadi kecil dan halus, tensi rendah dan tidak terukur (shok).

5)Nyeri bahu: karena perangsangan diafragma.

6) Tanda cullen: saya kitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam.

7) Pada pemeriksaan ginekologi  (pemeriksaan dalam) terdapat:
  • Adanya nyeri ayun: dengan menggerakan porsio dan serviks ibu akan merasa sakit yang sangat.
  • Douglas Crise: rasa nyeri hebat pada kavum douglasi.
  • Kavum douglasi teraba menonjol karena terkumpulnya darah, begitu pula teraba masa Retrouterin ( masa pelvis)
8) Pervagina keluar decidual cast.

9) Pada palpasi perut dan pada perkusi: ada tanda-tanda perdarahan intra abdominal (shifting dullnes).

10) Pemeriksaan Labolatorium
  • Pemeiksaan HB Seri setiap 1 jam menunjukkan penurunan kadar HB
  • Adanya lekositosis
11) Kuldosentesis ( Douglas Pungsi)

12) Pemeriksaan dengan USG 

Pemeriksaan Penunjang 
1) Laboratorium:  HB, Lukosit, Urine B-HCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

2) USG:  
  • Tidak ada kantung Kehamilan dalam kavum uteri
  • Adanya kantung Kehamilan diluar kagum uteri
  • Adanya masa kompleks di rongga panggul 
3) Kuldosentesis: suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum douglas ada darah.

4) Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparatomi 

5) Ultrasonografi berguna pada 5-10% kasus bila ditemukan kantung gestasi diluar Uterus.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Bedah
     Fernandes (1991) masih mengemukakan kriteria untuk menetapkan terapi hamil Ektopik dengan cara non operatif atau dengan tindakan operasi sebagai berikut:  

  Jika jumlah skor di atas enam,maka indikasi dilakukan tindakan operasi laparaskopi atau laparastomi.
    Penatalaksanaan Bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasien dengan kehamilan tuba yang belum terganggu maupun yang sudah terganggu.  Tentu saja pada kehamilan ektopik terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin.  Pada dasarnya ada dua macam orang mbak dahan untuk menterminasi kehamilan tuba, yaitu: pembedahan konservatif,  dimana integritas tuba dipertahankan, dan pembedahan radikal dimana salpingektomi dilakukan. Pembedahan konservatif mencakup dua teknik yang kita kenal sebagai salping ostomi dan salping otomi. Selain itu, macam-macam pembedahan tersebut diatas dapat dilakukan melalui laparatomi maupun laparoskopi. Namun, bila pasien jatuh kedalam shok atau tidak stabil, maka tidak ada tempat bagi pembedahan per laparoskopi.

D. MASALAH YANG LAZIM MUNCUL 
  1. Kekurangan volume cairan b /d  kehilangan cairan aktif ditandai dengan perdarahan 
  2. Resiko shok 
  3. Resiko infeksi 
  4. Nyeri akut b/d kemajuan kehamilan tuba 
  5. Ansietas b/d prosedur tindakan operasi yang akan dilakukan 
E. DISCHARGE PLANING 
  1. Biasakan hidup sehat dan bersih  terutama organ intim 
  2. Konsultasikan dengan dokter jika ingin memakai alat kontrasepsi dan terjadi hamil lagi.
  3. Rencanakan kehamilan dengan matang dan tidak mau mengkomsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu pembuahan Kehamilan 
  4. Berhenti merokok 
  5. Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi resiko kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan resiko terjadinya  kehamilan ektopik. 
F. PATOFISIOLOGI



No comments:

Post a Comment