ASUHAN KEPERAWATAN
CA.COLON
O
L
E
H
BAWENDU SURIANTI YULIANA
KELAS IV B
Fakultas Keperawatan
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA
TOMOHON
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Ca. Colon.
Adapun Tujuan penyusunan makalah ini
salah satunya untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Sistem
Pencernaan.
Kelompok dua mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyususnan Asuhan Keperawatan ini.
Kami Sadar akan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki,
maka kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan
makalah ini. Saran dan kritik sangat diharapkan guna pengembangan kualitas
pendidikan dalam dunia Keperawatan.
Tomohon,
20 April 2013
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
BAB
II
TINJAUAN
TEORI................................................................................................................. 2
A. Anatomi dan
Fisiologi...................................................................................................... 2
B. Definisi............................................................................................................................. 2
C. Etiologi............................................................................................................................. 2
D. Manifestasi Klinis............................................................................................................. 3
E. Klasifikasi......................................................................................................................... 3
F. Komplikasi....................................................................................................................... 4
G. Pencegahan....................................................................................................................... 5
H. Patofisiologi..................................................................................................................... 5
I.
Pemeriksaan
Penunjang.................................................................................................... 5
J. Penatalaksanaan.............................................................................................................. 7
BAB III
TINJAUAN ASKEP................................................................................................................ 8
I.
Identifikasi.................................................................................................................... 8
II.
Data Medik................................................................................................................... 8
III.
Keadaan Umum............................................................................................................ 9
IV.
PENGKAJIAN POLA
KESEHATAN ( 11 GORDON )........................................... 10
A.
KAJIAN PERSEPSI
KESEHATAN – PEMELIHARAAN KESEHATAN.............. 10
B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK.............................................................................. 11
C. KAJIAN POLA ELIMINASI....................................................................................... 13
D. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN......................................................... 15
E. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT............................................................... 16
F.
KAJIAN
POLA PERSEPSI KOGNITIF..................................................................... 17
G. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI..................................................... 18
H.
KAJIAN
POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA........................ 18
I.
KAJIAN
POLA REPRODUKSI-SEKSUALITAS..................................................... 19
J.
KAJIAN
MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES......... 19
K.
KAJIAN
POLA NILAI KEPERCAYAAN................................................................. 20
KLASIFIKASI DATA............................................................................................................ 21
Patoflow................................................................................................................................... 22
ANALISA DATA.................................................................................................................... 22
DIAGNOSA
KEPERAWATAN MENURUT NANDA....................................................... 23
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................... 29
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN.................................................................................... 36
EVALUASI KEPERAWATAN............................................................................................ 46
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 53
BAB I
PENDAHULUAN
Usus besar adalah bagian
dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi yang dibuang (sampah)
disimpan didalamnya kemudian dikeluarkan melalu rektum. Rektum (rectum) adalah
ujung dari usus besar dekat dubur (anus).Bersama, mereka membentuk suatu pipa
panjang yang berotot yang disebut usus besar.Tumor-tumor usus besar dan rektum
adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus
besar.
Tumor-tumor ramah dari usus
besar disebut polip-polip (polyps).Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut
kanker-kanker.Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan
dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.Polip-polip ramah dapat
diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan bukan ancaman nyawa.Jika
polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas
(bersifat kanker) melalui waktu.Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar
dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum,
juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang
dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker
juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti
hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk.Penyebaran kanker usus
besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker
usus besar.Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal
cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi dan Fisiologi
Usus besar merupakan bidang perluasan
dari ileocecal keanus.Usus besar terdiri dari cecum, colon,
rectum, danlubang anus. Selama dalam colon,
chyme
diubah menjadi feces.
Penyerapan
air
dan
garam, pengsekresian mucus
dan
aktivitas dari mikroorganisme yang
termasuk dalam pembentukan feces,
dimana colon menyimpan sampai
feces
dikeluarkan
melalui proses defekasi. Kira-kira
1500ml dari chyme masuk kececum
setiap hari, tapi lebih dari 90% dari volume direabsorbsi
dan hanya tertinggal l80-150ml dari feces yang dikeluarkan secara normal melalui defakasi.
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk
membentuk
feses yang padat dan penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Setengah bagian proksimal kolon berhubungan
dengan
absorbsi
dan
setengah
distal kolon berhubungan denganpenyimpanan. Karena sebagai 2fungsi tersebut gerakan kolon sangat lambat.Tapi
gerakannya masih seperti usus halus
yang dibagi menjadi gerakan mencampur dan
mendorong.
B. Definisi
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang
tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital
yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma
yang muncul dari jaringan epithelial
dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
C. Etiologi
1.
Diet , kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran,
buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein
hewani.
2.
Kelainan kolon
a.
Aadenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi
karsinoma. Kondisi ulserative Penderita
colitis ulserativa menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
3.
Genetik
a.
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anakyang orangtuanya sehat.
D. Manifestasi Klinis
1.
Gejala lokal
Perubahan kebiasaan buang air besar, Perubahan frekuensi buang air besar,
berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare) .Sensasi seperti belum selesai
buang air besar (masih ingin tetapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan
diaeter serta ukuran kotoran atau feses. Ini merupakan ciri khas dari kanker
kolorektal.Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat
BAB. Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya
perdarahan disaluran cerna bagian atas.Timbul rasa nyeri disertai mual dan
muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran
oleh massa tumor
2.
Gejala umum
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini
adalah gejala yang paling umum disemua jenis keganasan), Hilangnya nafsu
makan,sering merasa lelah.
E. Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon menurut
modifikasi DUKES adalah sebagai
berikut (FKUI, 2001 : 209) :
1. A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan
belum ada metastasis.
2.
B1: kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
3.
B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan
propria.
4.
C1: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah.
5.
C2: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih
dari 5 buah.
6.
D : kanker telah mengadakan
metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat
dioperasi lagi.
Klasifikai
kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah
bening regional, M =jarak metastese).
T
Tumor primer
TO
Tidak ada tumor
TI
Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2
Invasi ke dinding otot
T3
Tumor menembus dinding otot
N
Kelenjar limfa
N0
tidak ada metastase
N1
Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2
Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3
Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M
Metastasis jauh
MO
Tidak ada metastasis jauh
MI
Ada metastasis jauh
F. Komplikasi
Komplikasi pada pasien
dengan kanker kolon yaitu:
1.
Pertumbuhan tumor dapat
menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
2.
Metastase ke organ sekitar,
melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.
3.
Pertumbuhan dan ulserasi
dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yangmenyebabkan hemorragi.
4.
Perforasi usus dapat
terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5.
Peritonitis dan atau sepsis
dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan
abses
Pembentukan
fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang pembuluh
darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus
besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak
bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ
yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab
gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
G.
Pencegahan
Pencegahan Kanker Kolon.
1.
Konsumsi makanan berserat.
Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi
asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
2.
Asam lemak omega-3, yang
terdapat dalam ikan tertentu.
3.
Kosentrasi kalium, vitamin
A, C, D, dan E dan betakarotin.
4.
Susu yang mengandung
lactobacillus acidophilus.
5.
Berolahraga dan banyak
bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
6.
Hidup rileks dan kurangi
stress.
H. Patofisiologi
Berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau
disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh
sangat cepat).Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi,
seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga
tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu
berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar
.Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan
epitel usus).Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur
sekitarnya. Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1.
Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
2.
Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke
system portal.
3.
Penyebaran secara transperitoneal, penyebaran ke luka jahitan,
insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker menghasilkan efek
sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada
dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan
abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain.
I. Pemeriksaan Penunjang
1.
Endoskopi. Pemeriksaan
endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada
endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2.
Radiologi. Pemeriksaan
radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan foto kolon
(barium enema).
3.
Pemeriksaan dengan enema
barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan
letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana
terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak
teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah
sigmoidoscopy dan colonoscopy.
4.
Computer Tomografi (CT)
membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver
scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
5.
Pemeriksaan foto dada
berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa
digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat
terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.
6.
Ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker
kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.
7.
Histopatologi/ Selain
melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk
pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi
karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi
sel.
8.
Laboratorium. Tidak ada
petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap pasien
yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang
biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan
karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan
untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih
dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air
besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap
shigella dan juga amoeba.
9.
Scan (misalnya, MR1. CZ:
gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi
metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
10. Biopsi
(aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding danmenggambarkan
pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan
sebagainya.
11. Jumlah
darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan
pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.
12. Sinar
X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.
J. Penatalaksanaan
Bila sudah pasti
karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah
penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal
dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah
terbuang.Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar
jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi
memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar
gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic
sehingga membunuh kanker.Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya
cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel
darah.Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan
nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang
kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker
yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di
injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
BAB III
TINJAUAN ASKEP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bpk. A dengan
Ca. COLON,
Di RS BETHESDA TOMOHON
Nama Mahasiswa yang mengkaji :Bawendu
S.Yuliana
|
NIM : 11061170
|
Unit :Rawat
Inap
Ruang / Kamar :Yohanes
Tgl Masuk Rs : 19 April 2013
|
Tgl Pengkajian : 19 April 2013
Auto Anamnese :
|
No comments:
Post a Comment